Minggu, 03 Januari 2010

Kisah Mahatma Gandi

Kisah Mahatma Gandi
Oleh
Nama : Titik Widiastuti
Nim : 0905136185
Prodi : Manajemen Pendidikan











MAHATMA GANDHI
PEMIMPIN ANTI KEKERASAN DAN PENYERU PERDAMAIAN

A. Berjuang Untuk Orang Miskin Yang Tertindas
Orang laki-laki itu sering dipanggil Gandhji atau Mahatma Gandhi (artinya berjiwa hebat). Nama lengkapnya Mohandas Karamchad Gandhi. Beliau dilahirkan pada tanggal 2 Oktober 1869 di Pontabar, sekarang Gujarat di India. Ayah Gandhi adalah seorang perdana menteri di kesultanan Gujarat. Sedangkan ibunya seorang Hindu yang sangat relegius.
Pada usia 13 tahu, yaitu tahun 1883 Gandhi dinikahkan dengan gadis bernama Kasturba.

1. Merantau Lintas Benua
Pada usia perkawinan yang ke lima, Gandhi pergi ke Inggris untuk melanjutkan sekolah, belajar ilmu hukum di Universitas College, London. Ia menamatkan pendidikan itu tahun 1891. Usai kuliah, sebenarnya Gandhi diterima bekerja di Pengadilan Inggris. Tetapi Gandhi memilih untuk kembali ke tanah airnya.
Di India Gandi menjadi pengacara, tetapi kurang berhasil. Gandi yang lelah menjadi pengacara pergi merantau ke Durban, Afrika Selatan, yaitu sebuah Negara koloni Inggris, sama dengan India.Di Durban Gandhi dan para India lainnya diperlakukan diskriminasi (diskriminasi ras) yang dinamakan apartheid.

2. Awal Perjuangan
Dengan melihat kenyataan tersebut, Gandhi memutuskan untuk menjadi aktivis politik, agar dapat mengubah hukum-hukum diskriminatif tersebut.Gandhi membentuk gerakan non kekerasan, yaitu perlawanan pasif serta non kooperatif dengan penguasa Afrika Selatan.
Pada tahun 1906, Gandhi memulai gerakan perlawanan pasif melawan hukum, dengan melarang warga kulit hitam Afrika, kulit berwarna serta warga India untuk bepergian tanpa identitas. Ia memimpin orang-orang India untuk berdemonstrasi dan mogok kerja. Akhirnya Gandhi mendapat simpati ribuan orang. Akibat keberaniannya ini Gandhi sering keluar masuk penjara. Gandi memegang prinsip satyagraha yang artinya kebenaran dan keteguhan.
Tahun 1914 pemerintah Afrika menerima paket reformasi yang dinegosiasikan oleh Gandhi dan Jendral Jan Christian Smith. Setahun kemudian ia pulang ke India.

B. Memerdekakan India
Di India, Gandhi segera terjun ke lapangan yang lebih rumit, yaitu perjuangan India untuk otonomi.
1. Kebenaran dan pantang menyerah.
Gandhi menerapkan ajaran satyagraha dan mengkampanyekan perlawanan pasif terhadap Inggris. Gayung bersambut , ribuan rakyat India ikut dalam aksi Gandhi.
Ketika Parlemen meloloskan Rowlatt Acts --Undang-Undang yang memberikan kekuasaan darurat kepada pemerintah kolonial India untuk menindak para aktifis revolusioner—demonstrasi besar segera terjadi. Jutaan orang turun ke jalan.
13 April 1919 gerakan dihentikan saat tentara Inggris menembaki kerumunan 10.000 warga tak bersenjata dan orang-orang India tak bersalah yang berkumpul di Amrtisar, Punjab, untuk merayakan hari raya umat Hindu. Total tembakan berjumlah 1.650 kali yang menewaskan 379 orang dan melukai 1.137 lainnya.
2. Kemerdekaan itu datang juga.
Usaha Gadhi untuk membantu kemerdekaan India dari jajahan Inggis, banyak memberi inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya
Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara.
Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi. Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai “jalan yang benar” atau “jalan menuju kebenaran”, telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa).Pada 30 Januari 1948, Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah Gandhi terlalu memihak kepada Muslim.
C. Empat Teori Perilaku Kepemimpinan Gandhi
Mahatma Gandhi mungkin bukan pemimpin dalam arti yang sebenarnya, namun dari perjuangannya sebagai aktivis politik yang mengusahakan terciptanya perdamaian dunia dimana tidak adanya kekerasan dan diskriminasi, ia telah menginspirasi banyak orang untuk berpikir dengan caranya tersebut. Ia bahkan banyak menginspirasi para aktivis politik dari generasi di bawahnya, seperti Nelson Mandela dan Martin Luther King Jr..
Perilaku kepemimpinan Mahatma Gandhi bila dikaitkan dengan 4 teori perilaku kepemimpinan dapat dilihat sebagai berikut :
1. OHIO State Studies
a. Initiating structure : sebagai seorang aktivis politik yang mencintai perdamaian dan anti kekerasan, Mahatma Gandhi tidak memiliki initiating structure yang khusus. Beliau hanya berusaha menularkan kasih sayang dan sikap anti kekerasan dan diskriminasi untuk membuat orang menciptakan perdamaian dunia bersama.
b. Consideration : ini ditunjukkan dengan kepeduliannya terhadap diskriminasi dan kekerasan, pemikiran yang membaur terhadap agama-agaman lain, serta perdamaian dunia untuk kemakmuran setiap manusia.
2. University of Michigan Studies
a. Pemimpin yang berorientasi pada karyawan : Mahatma Gandhi menyamaratakan setiap manusia. Karena itu, beliau pastilah juga menjaga hubungan baik dengan setiap orang.
b. Pemimpin yang berorientasi pada produksi : tidak.
3. Managerial Grid, yang terdapat pada ciri kepemimpinan Mahatma Gandhi :
a. Country club management : karena tujuannya adalah untuk kemakmuran dan perdamaian seluruh manusia didunia, maka beliau pasti menciptakan hubungan yang dekat dan nyaman dengan setiap orang.
b. Organization man management : karena tujuannya adalah untuk kemakmuran dan perdamaian seluruh manusia di dunia, maka beliau menciptakan hubungan yang dekat dan nyaman dengan setiap orang.
4. Scandinavian Studies
Berorientasi pada perkembangan : Mahatma Gandhi berusaha membuat dan mengimplementasikan perubahan agar tindakan seperti praktek kekerasan dan diskriminasi tidak lagi terjadi.
D. Mengambil Keteladanan Mahatma Gandhi
Untuk bisa memetik manfaat yang optimal, tidak bisa tidak, dibutuhkan hadirnya seorang pemimpin yang mengerti dan menerapkan the art of leadership secara tepat. Sebab pada akhirnya berbagai rintangan yang dihadapi tidak cukup hanya dikeluhkan dan diwacanakan, tetapi harus dipecahkan.
Bukan hanya pemimpin pada tingkat perusahaan yang harus memahami semua itu, juga pemimpin politik dan masyarakat. Pada akhirnya memang tiga pilar: negara, masyarakat madani, dan dunia usaha harus saling menunjang bagi majunya sebuah bangsa. Sebagai seorang pengacara kenamaan, Gandhi seharusnya bisa menikmati kehidupan yang sangat nyaman di Afrika Selatan. Namun, Gandhi tak mau hanya memikirkan dirinya. Perlakuan yang dialami sebagai warga kelas dua di Afsel, membuat ia terbayang akan nasib bangsanya, yang hidup di bawah penjajahan bangsa Inggris.
Gandhi meninggalkan semua kemewahannya di Afsel untuk kembali ke negerinya pada tahun 1917. Ketika turun dari atas kapal, Gandhi disambut hangat oleh rakyatnya. Ia diminta untuk naik ke atas panggung dan berpidato. Namun, pidatonya begitu singkat: ”Terima kasih atas penyambutan Anda semua,” kata Gandhi sambil menyampaikan salam khas bangsa India, menempelkan kedua telapak tangan di depan dada.
Mengapa begitu pendek pidato Gandhi? Ia bukan seorang politikus yang biasa mengumbar janji, tetapi seorang pemimpin yang tahu diri dan rendah hati. Ia mengaku tidak mungkin berbicara banyak karena tidak mengerti negerinya.
Karena sudah bertahun-tahun Gandhi meninggalkan negerinya, maka ia merasa tidak tahu dan tidak mengerti akan bangsanya. Sebagai upaya untuk mengenal negerinya, berkeliling India dengan menggunakan kereta api untuk mengetahui setiap denyut napas yang dihadapi rakyatnya.
Dengan sikapnya yang merakyat, integritas pribadi yang begitu tinggi, kesediaannya untuk berkorban, konsistensi dalam bersikap, Gandhi mendapat kepercayaan dari rakyat. Sikapnya yang inklusif membuat ia mampu merangkul semua pemimpin dari latar belakang untuk menjadi satu kekuatan.

Pemimpin itu mengajak
Perjuangan Gandhi untuk membangkitkan kesadaran bangsanya memang tidak dicapai secara instan. Tiga puluh tahun lamanya ia berjuang tiada henti untuk membawa kemerdekaan bagi bangsa India. Selama masa perjuangan itu, Gandhi tidak ingin sendirian. Ia mengajak pemimpin India lainnya untuk konsisten berjuang bagi kemajuan bangsanya.
Gandhi menjadi contoh bahwa seorang pemimpin bukan bekerja hanya untuk dirinya, apalagi untuk ketenarannya semata. Seorang pemimpin harus mampu untuk bisa mengajak orang bertindak dan meyakinkan orang lain untuk mampu berbuat yang terbaik.
Dalam sebuah kisah, Gandhi menemui orang-orang miskin yang begitu banyak. Kepada Gandhi, mereka mengeluhkan kemiskinannya. Mereka membutuhkan makanan karena merasa benar-benar lapar.
Gandhi menunjukkan dirinya sungguh bukan seorang pemimpin yang populis. Ia tidak lalu menjanjikan untuk memberikan makanan. Yang Gandhi berikan justru sebuah pertanyaan bernada ajakan. Gandhi menanyakan apa yang harus kita lakukan untuk bisa menjawab semua persoalan yang dihadapi ini.
Kepemimpinan yang ditunjukkan Gandhi sungguh merupakan pelajaran sangat berharga untuk kita bisa petik. Setidaknya ada tiga hal yang bisa diambil hikmahnya. Pertama, seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh sebelum mengajak orang melakukan apa yang diinginkan. Kedua, pemimpin harus benar-benar memahami persoalan dengan mendengar dan melihat realita yang sesungguhnya terjadi. Ketiga, pemimpin harus mampu mengajak orang ikut terlibat aktif dan mendukung dari belakang, bukan hanya digunakan ajang untuk unjuk kemampuan pribadi.
Gandhi memang orang yang luar biasa. Ia memiliki ambisi, tetapi tidak ambisius. Bahkan, ketika kemerdekaan itu diraih dan kesempatan untuk mendapatkan tampuk kepemimpinan nasional ada di tangan, ia tidak mengambil kesempatan itu. Ia sungguh contoh seorang pemimpin yang bekerja untuk bangsanya.











DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.icrp-online.org/wmview.php?ArtID=256, MEMOAR::Mahatma Gandhi, Anti kekerasan dan penyeru perdamaian

2. http://www.indoindians.com/index.php?option=com_content&view=article&id=590&Itemid=67, Chander Shekhar Azad - Sebuah Profil Keberanian

3. http://mediaindonesia.com/read/2009/03/03/64433/77/21/Mahatma_Gandhi_Memimpin_Gerakan_Perlawanan_Sipil, Mahatma Gandhi Memimpin Gerakan Perlawanan Sipil

4. http://tunas63.wordpress.com/2009/01/01/tokoh-pergerakan-nasional-india-dan-pilar-perjuangan-mahatma-gandhi/, Tokoh Pergerakan Nasional India dan Pilar Perjuangan Mahatma Gandhi

5. http://yasinta.wordpress.com/2008/09/04/mahatma-gandhi-dan-empat-teori-perilaku-kepemimpinan/, Mahatma Gandhi dan Empat Teori Perilaku Kepemimpinan

6. http://caninews.com/hot_issues/article.php?article_id=496, Pakar Kepemimpinan India: Keajaiban Ada di Dalam Kepemimpinan

7. http://my.opera.com/doniekris/blog/show.dml/1230970, Kepemimpinan yang Melayani

8. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0602/27/ekonomi/2469030.htm, Memetik Teladan dari Mahatma Gandhi

9. http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=144581, Kepemimpinan Berbasis Moral


1. http://www.icrp-online.org/wmview.php?ArtID=256, MEMOAR::Mahatma Gandhi, Anti kekerasan dan penyeru perdamaian

2. http://www.indoindians.com/index.php?option=com_content&view=article&id=590&Itemid=67, Chander Shekhar Azad - Sebuah Profil Keberanian

3. http://mediaindonesia.com/read/2009/03/03/64433/77/21/Mahatma_Gandhi_Memimpin_Gerakan_Perlawanan_Sipil, Mahatma Gandhi Memimpin Gerakan Perlawanan Sipil

4. http://tunas63.wordpress.com/2009/01/01/tokoh-pergerakan-nasional-india-dan-pilar-perjuangan-mahatma-gandhi/, Tokoh Pergerakan Nasional India dan Pilar Perjuangan Mahatma Gandhi

5. http://yasinta.wordpress.com/2008/09/04/mahatma-gandhi-dan-empat-teori-perilaku-kepemimpinan/, Mahatma Gandhi dan Empat Teori Perilaku Kepemimpinan

6. http://caninews.com/hot_issues/article.php?article_id=496, Pakar Kepemimpinan India: Keajaiban Ada di Dalam Kepemimpinan

7. http://my.opera.com/doniekris/blog/show.dml/1230970, Kepemimpinan yang Melayani

8. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0602/27/ekonomi/2469030.htm, Memetik Teladan dari Mahatma Gandhi

9. http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=144581, Kepemimpinan Berbasis Moral

Sabtu, 02 Januari 2010

Landasan pertimbangan pemanfaatan TIK

LANDASAN PERTIMBANGAN PEMANFAATAN TIK
UNTUK PENDIDIKAN

A. Latar Belakang
Kemajuan TIK ( Teknologi Informasi dan Komunikasi ) berpengaruh kesemua aspek kehidupan yaitu : bidang sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan dunia pendidikan.
Teknologi Informasi sekarang ini merupakan kebutuhan yang hampir primer. Di negara-negara maju, seperti Inggris, Amerika Serikat, teknologi informasi sudah menjadi partner hidup, atau penunjang hidup. Atau dengan kalimat lain, negara-negara maju sudah siap menerima teknologi informasi tersebut.
Tidak bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi merupakan barang mewah, Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam dunia pendidikan.Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK.
Melalui perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi, kita bisa mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar pengalaman dari berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga kita dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Dari pelatihan ke penampilan,
2. Dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
3. Dari kertas ke “on line” atau saluran,
4. Dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan
5. Dari waktu siklus ke waktu nyata
Pola pemanfaatan TIK di sekolah meliputi beberapa hal, sebagai berikut : akses ke perpustakaan, akses ke pakar, melaksanakan kegiatan pembelajaran secara online, menyediakan layanan informasi akademik suatu satuan pendidikan, menyediakan fasilitas mesin pencari data, menyediakan fasilitas diskusi, menyediakan fasilitas direktori alumni dan sekolah, dan lain-lainnya. Pengembangan pemanfaatan TIK di sekolah bergantung pada beberapa faktor pendukung yang harus dimiliki.
Kondisi sarana prasarana yang baik akan sangat membantu, terlebih bila lokasi berada di wilayah perkotaan. Dukungan pihak sekolah dalam hal kebijakan ditunjang oleh dukungan dari pihak komite sekolah yang peduli terhadap pendidikan serta dukungan pemerintah dalam program peningkatan mutu pendidikan menjadi hal yang penting dalam pengembangan dan pengelolaan TIK di sekolah. Disamping para siswa ternyata juga sangat antusias dalam pembelajaran berbasis TIK yang dilakukan terlebih bila dilakukan oleh tenaga ahli yang menguasai dengan baik. Berbagai metode dan bentuk pembelajaran berbasis
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran. Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan.
Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yangterus berubah.
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.
Dengan melihat isi dari kurikulum tersebut, kita harus mengintegrasikan TIK dalam proses belajar mengajar di madrasah bukan hanya untuk mata pelajaran teknologi dan informasi saja. Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang, kita harus mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan TIK di sekolah.

B. Permasalahan / Kendala Yang Timbul di Sekolah
Beberapa faktor yang timbul di sekolah sehubungan dengan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran, antara lain :
1. Guru belum menguasai pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
2. Kurangnya tenaga ahli di bidang TIK di sekolah
3. Belum tersedianya media dan perangkat computer.
4. Besarnya alokasi dana untuk melaksanakan program pembelajaran TIK
5. Belum adanya perencanaan yang matang terhadap program pengembangan TIK di sekolah.
6. Belum adanya jaringan telekomunikasi di sekolah.

C. Pendekatan Solusi /Pemecahan Masalah
Berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen telah diputuskan bahwa “setiap Guru harus dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik”.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu :
1. siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru,
2. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru,
3. Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
4. Mengusahakan kegiatan guru yaitu mengajar dengan memanfaatkan penggunaan perangkat keras , agar terjadi outomatisasi dalam kegiatan belajar mengajar . Contoh ; proyektor , laboratorium komputer, CD , LCD, TV , video, dan alat elektronik lainnya.
5. Peningkatan kualitas Kurikulum dan pengembangan instruksional dengan memperhatikan “ Muatan Lokal, regional, dan global“ .

Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang.
1. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak.
2. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal.
3. Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran.
4. Sebagai partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru sebagai fasilitator pembelajaran siswa.
5. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama.
6. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya.
7. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.


D. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kemajuan teknologi telah memberikan dampak positif dan negatif kepada setiap penggunanya. Apabila TIK dapat dikelola dengan baik maka akan menjadi lebih bermanfaat untuk membantu kemudahan penggunanya dalam mencapai tujuan hidup.
2. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka seharusnya ada perubahan paradigma dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana guru bukan lagi menjadi sumber transfer knowladge akan tetapi menjadi fasilistor.
3. TIK dalam kegiatan pendidikan merupakan kebutuhan menuju “Inovative School” yang berdampak kepada peningkatan mutu pembelajaran.



E. Daftar Pustaka
1. http://teichno.com/?p=6
2. http://ingintahubanyak.blogspot.com/2009/09/pemanfaatan-tik-teknologi-informasi-dan.html
3. http://www.anneahira.com/artikel-umum/teknologi-informasi-dan-komunikasi.htm
4. http://azharighalib.wordpress.com/2008/07/03/landasan-pertimbangan-pemanfaatan-tki-untuk-pendidikan/



Kelompok : 9
Anggota Kelompok :
1. Wagino
2. Suwarni
3. Tukimin
4. Titik Widiastuti
5. Tuti Rahayu

UNMUL / MP.1

Jumat, 01 Januari 2010

mengenal anak tuna Grahita

Mengenal Anak Tuna Grahita
Disusun dari berbagai sumber untuk tugas mata kuliah Tekinfokom Pendidikan Program Pascasarjana Kependidikan Universitas Mulawarman
Oleh : Titik Widiastuti
Nim :0905136185

A. Pengertian Tuna Grahita menurut beberapa ahli
1. Tuna Grahita ialah anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata (Somantri,2006:103).
2. Istilah anak Tuna Grahita diambil dari kata Children With Devolopmental Impairment, dan Impairment diartikan sebagai penurunan kemampuan dalam segi kekuatan,nilai,kuwalitas, dan kuantitas (American Heritage Dictionary,1982:644; Maslim.R.,2000:119 Dalam Delphie:2006:113).
3. Penyandang Tuna Grahita adalah seorang yang mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan tergangu, adakalanya cacat mental dan cacat fisik sehingga disebut cacat ganda.(http//.panti.tripod.com/2-10-07).
Jadi anak Tuna Grahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi,sosial, dan untuk itu memerlukan layanan pendidikan khusus.
B. Klasifikasi Anak Tuna Grahita
Pengelompokan anak Tuna Grahita berdasarkan berat ringannya ketunaan dikelompokkan menjadi:
1. Tuna Grahita ringan (Debil) cirri-cirinya:


- Kondisi fisiknya tidak berbeda anak normal lainnya
- Mempunyai IQ anatara kisaran 50 s/d 70
- Termasuk kelompok mampu didik artinya bisa didik (diajarkan membaca, menulis, dan berhitung)
- Anak Tuna Grahita ringan bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 4 SD umumnya
2. Tuna Grahita sedang (Imbesil) cirri-cirinya:


- Termasuk kelompok mampu latih
- Tampang/kondisi fisiknya sudah dapat dilihat tetapi ada sebagian anak Tuna Grahita ini mempunyai fisik normal
- Mempunyai IQ antara kisaran 30 s/d 50
- Biasa menyelasaikan pendidikan setingkat kelas 2 SD umum
3. Tuna Gahita berat (Idiot) ciri-cirinya:

- Sangat rendah intelegensinya sehingga tidak mampu menerima pendidikan secara akedemis
- Termasuk kelompok mampu rawat
- IQ mereka rata-rata 30 kebawah
- Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain

C. Sebab-sebab tunaan.
Menurut penyelidikan para ahli Tuna Grahita dapat terjadi karena :
1. Prenatal ( sebelum lahir ).
- Yaitu terjadi waktu bayi masih dalam kandungan.
- Penyebabnya antara lain : campak, diabetes, cacar, virus takso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai obat-obatan ( naza ) dan perokok berat.
2. Natal ( waktu lahir ).
Terjadi karena :
- proses kelahiran yang terlalu lama, sehingga kekurangan oksigen pada bayi.
- Pinggul ibu terlalu kecil , menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak ( anoxia ).
- Pada waktu proses melahirkan menggunakan alat bantu ( penjepit , tang )
3. Post Natal ( sesudah lahir ).
- Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti busung lapar, demam tinggi yang disertai kejang kejang , kecelakaan , radang selaput otak (meningitis ).

D. Pendidikan anak Tuna Grahita
Berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 pasal 31 bahwa setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Demikian halnya dengan anak tuna grahita berhak untuk mendapatkan pendidikan . Sekolah sekolah untuk melayani pendidikan anak luar biasa ( tuna grahita ) yaitu Sekolah Luar Biasa ( SLB ) atau sekolah berkebutuan khusus . Sekolah Luar Biasa untuk anak tuna grahita di bedakan menjadi :
1. SLB - C untuk tuna grahita ringan.
2. SLB – C1 untuk tuna grahita sedang .
3. Tuna Grahita berat biasanya berbentuk panti dan di asrama .

E. Kurikulum.
Kurikulum sebagai pedoman bagi sekolah , kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kurikulum yang sekarang digunakan yaitu kuri kulum berbasis kompetensi ( KBK) 2004. Selain mempelajari mata pelajaran umum juga ada mata pelajaran kekhususan yaitu mata pelajaran “Bina Diri” didalamnya mencakup :
1. Kemampuan merawat diri.
2. Mengurus diri.
3. Menolong diri .
4. Komonikasi dan Sosialisasi.

F. Optimalisasi Kecerdasan Emosional Anak Tuna Grahita.
Sangat dipahami oleh semua guru SLB bahwa anak tuna grahita memiliki. IQ jauh di bawah rata-rata normal. Tratment yang diberikan kepada anak gahita lebih di fokuskan kepada life skill dan kemampuan merawat diri. 70 % muatan pendidikan bagi anak tuna grahita difokuskan pada kedua hal tersebut selebihnya muatan akademik tetap diberikan untuk melengkapi kebutuhan hidupnya .
Dengan ini akan memberi pemahanam bawah anak tuna grahita memiliki peluang besar untuk meraih kesuskesan jika mampu mengembangkan kecerdasan lain diluar IQ . Tugas guru dan orang tua berpeluang untuk menghadiorkan kesempatan ini . Pandangan baru yang berkembang bahwa ada kecerdasan lain diluar IQ seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial , hubungan sosial , kematangan emosianal dan lain –lain harus dikembangkan juga .
Anak tuna grahita memiliki beberapa kecenderungan dalam hal emosi. Anak yang baru masuk sekolah umumnya menunjukan peri laku tertentu sebagai wujut interprestasi emosi. Ada yang amat senang, ada yang merasa cemas berlebiahan , ada yang sangat cuek, ada yang diam tanpamakna. Waktu yang dibutuhkan anak tuna grahita untuk mengalami proses perubahan amat bervariasi , tergantung suasana sekolah , guru kenyamanan belajar, perlakuan teman sebaya ,dll. Hal-hal yang perlu diamati guru :
1. Bagaimana pengendalian dirinya ?
2. Bagaimana semangat dirinya pada saat sekolah ?
3. Bagaimana ketekunan belajarnya ?
4. Bagaimana cara memotivasi diri sendiri ?
5. Bagaimana cara dirinya bertahan menghadapi prestasi ?
6. Bagaimana kesanggupan dirinya untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi ?
7. Bagaimana mengendalikan kesenangannya ?
8. Bagaimana mengatur suasana hatinya ?
9. Bagaimana menjaga beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikirnya ?
10. Bagaimana cara dirinya membaca perasaan terdalam orong lain (empati) ?
11. Bagaimana dirinya berdoa ?
12. Bagaimana kemampuan menyelesaikan konflik ?
13. Bagainama kemampuan memimpinya ?
Perubahan-perubahan diharapkan mungkin berlangsung lama sepanjang anak tuna grahita bersekolah . Itulah tugas guru memberi ruang bagi anak tuna grahita untuk memiliki kecakapan dasar manusia seperti kesadaran diri , pengendalian diri , empati, seni mendegarkan , menjelesaikan pertentangan dan kerja sama.
Pelatihan menyatakan perasaan negatif menjadi amat penting . Pelampiasan tidak tepat justru menambah intensitas . Guru harus mampu mengembangkan kemampuan berpikir positif agar tidak menjadi beban semua fihak . Melatih perasaan anak dapat di sisipkan pada semua materi pelajaran akademik, sehingga juga diperkaya akan keberhasilan emosional anak.
Pada saat anak anak tuna grahita mengembangkan skill-nya membutuhkan ketekunan , semangat , pengendalian dorongan hati dan emosi , penundaan pemuasan demi sasaran. Anak Tuna Grahita kelas pemula ingin menyelesaikan tugas dengan terburu-buru, lamban sekali, kasar, tidak focus, mudah teralihkan dan sebagainya. Menilai ketekunan, semangat, pengendalian pendorongan hati, dan emosi serta penundaan pemuasan demi sasaran anak membutuhkan proses yang panjang karena suatu saat akan menjadi kunci kesuksesan hidupnya.
Daftar Pustaka
1. Judul : Pengertian Tuna Grahita
Alamat : http://laraasih.com/pendidikan/
Penulis : Lala
2. Judul : Ciri-ciri anak Tuna Grahita
Alamat : http://ww8.yowie.com/blog/entry.asp?id=93276888&eid=602755
Penulis : Yowie
3. Judul : Cara menghadapi anak Tuna Grahita
Alamat : http://www.plbjabar.com/old/?inc=artikel&id=39
Penulis : Administrator
4. Judul : Anak Tuna Grahita
Alamat : http:// images.google/images?hl=en&source=hp&q
Penulis : Tengakarta Wardpress.com & Vantheyologi
5. Judul : Anak tuna Grahita Idiot
Alamat : http://images.google.com/images?gbv=28hl=en&sa=18q
Penulis : fotokalipasi
6. Judul : Ciri-ciri Anak Tuna Grahita
Alamat : http://www,jevuska,com/search/pengertian+anak+mental+retarded
Penulis : Jevuska
7. Judul : Little space for you grahita and darsa
Alamat : http://littlespaceforyou,blogspot.com/2008/10/grahita=tuna and daksa,html
Penulis : -

Sabtu, 19 Desember 2009

mengenal anak tuna grahita

Anak tuna grahita adalah anak yang mempunyai kelainan pada intelegensi di bawah rata-rata. Anak-anak membutuhkan pendidikan khusus. Kriteria anak tuna grahita dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Tuna grahit ringan ( debil ) mempunyai IQ antara 50-75
2. Tuna grahita sedang ( imbesil ) mempunyai IQ antara 25-50
3. Tuna grahita rawat ( Idiot ) mempunyai IQ dibawah 25.
Anak tuna grahita membutuhkan pelayanan khusus ,untuk itu orang tua dan guru harus bekerjasam dalam mengembangkan bakat yang dimiliki anak tersebut. Memang untuk akademis anak ini dibawah rata-rata namun seorang guru harus tahu bagaimana anak tersebut mengembangkan bakat seperti dalam bidang olahraga atau diberikan ketrampilan yang nanti bisa bermanfaat bagi anak itu selepas dari SLB. Anak tuna grahita itu bukannya dikasihi tetapi diberi bagaimana cara anak itu bisa mengatasi dirinya untuk itu hidup dimasyarakat. Untuk itu keluarga ,guru dan masyarakat saling bahu membahu untuk mempunyai artinya.