Jumat, 01 Januari 2010

mengenal anak tuna Grahita

Mengenal Anak Tuna Grahita
Disusun dari berbagai sumber untuk tugas mata kuliah Tekinfokom Pendidikan Program Pascasarjana Kependidikan Universitas Mulawarman
Oleh : Titik Widiastuti
Nim :0905136185

A. Pengertian Tuna Grahita menurut beberapa ahli
1. Tuna Grahita ialah anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata (Somantri,2006:103).
2. Istilah anak Tuna Grahita diambil dari kata Children With Devolopmental Impairment, dan Impairment diartikan sebagai penurunan kemampuan dalam segi kekuatan,nilai,kuwalitas, dan kuantitas (American Heritage Dictionary,1982:644; Maslim.R.,2000:119 Dalam Delphie:2006:113).
3. Penyandang Tuna Grahita adalah seorang yang mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan tergangu, adakalanya cacat mental dan cacat fisik sehingga disebut cacat ganda.(http//.panti.tripod.com/2-10-07).
Jadi anak Tuna Grahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi,sosial, dan untuk itu memerlukan layanan pendidikan khusus.
B. Klasifikasi Anak Tuna Grahita
Pengelompokan anak Tuna Grahita berdasarkan berat ringannya ketunaan dikelompokkan menjadi:
1. Tuna Grahita ringan (Debil) cirri-cirinya:


- Kondisi fisiknya tidak berbeda anak normal lainnya
- Mempunyai IQ anatara kisaran 50 s/d 70
- Termasuk kelompok mampu didik artinya bisa didik (diajarkan membaca, menulis, dan berhitung)
- Anak Tuna Grahita ringan bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 4 SD umumnya
2. Tuna Grahita sedang (Imbesil) cirri-cirinya:


- Termasuk kelompok mampu latih
- Tampang/kondisi fisiknya sudah dapat dilihat tetapi ada sebagian anak Tuna Grahita ini mempunyai fisik normal
- Mempunyai IQ antara kisaran 30 s/d 50
- Biasa menyelasaikan pendidikan setingkat kelas 2 SD umum
3. Tuna Gahita berat (Idiot) ciri-cirinya:

- Sangat rendah intelegensinya sehingga tidak mampu menerima pendidikan secara akedemis
- Termasuk kelompok mampu rawat
- IQ mereka rata-rata 30 kebawah
- Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain

C. Sebab-sebab tunaan.
Menurut penyelidikan para ahli Tuna Grahita dapat terjadi karena :
1. Prenatal ( sebelum lahir ).
- Yaitu terjadi waktu bayi masih dalam kandungan.
- Penyebabnya antara lain : campak, diabetes, cacar, virus takso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai obat-obatan ( naza ) dan perokok berat.
2. Natal ( waktu lahir ).
Terjadi karena :
- proses kelahiran yang terlalu lama, sehingga kekurangan oksigen pada bayi.
- Pinggul ibu terlalu kecil , menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak ( anoxia ).
- Pada waktu proses melahirkan menggunakan alat bantu ( penjepit , tang )
3. Post Natal ( sesudah lahir ).
- Pertumbuhan bayi yang kurang baik seperti busung lapar, demam tinggi yang disertai kejang kejang , kecelakaan , radang selaput otak (meningitis ).

D. Pendidikan anak Tuna Grahita
Berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 pasal 31 bahwa setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Demikian halnya dengan anak tuna grahita berhak untuk mendapatkan pendidikan . Sekolah sekolah untuk melayani pendidikan anak luar biasa ( tuna grahita ) yaitu Sekolah Luar Biasa ( SLB ) atau sekolah berkebutuan khusus . Sekolah Luar Biasa untuk anak tuna grahita di bedakan menjadi :
1. SLB - C untuk tuna grahita ringan.
2. SLB – C1 untuk tuna grahita sedang .
3. Tuna Grahita berat biasanya berbentuk panti dan di asrama .

E. Kurikulum.
Kurikulum sebagai pedoman bagi sekolah , kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kurikulum yang sekarang digunakan yaitu kuri kulum berbasis kompetensi ( KBK) 2004. Selain mempelajari mata pelajaran umum juga ada mata pelajaran kekhususan yaitu mata pelajaran “Bina Diri” didalamnya mencakup :
1. Kemampuan merawat diri.
2. Mengurus diri.
3. Menolong diri .
4. Komonikasi dan Sosialisasi.

F. Optimalisasi Kecerdasan Emosional Anak Tuna Grahita.
Sangat dipahami oleh semua guru SLB bahwa anak tuna grahita memiliki. IQ jauh di bawah rata-rata normal. Tratment yang diberikan kepada anak gahita lebih di fokuskan kepada life skill dan kemampuan merawat diri. 70 % muatan pendidikan bagi anak tuna grahita difokuskan pada kedua hal tersebut selebihnya muatan akademik tetap diberikan untuk melengkapi kebutuhan hidupnya .
Dengan ini akan memberi pemahanam bawah anak tuna grahita memiliki peluang besar untuk meraih kesuskesan jika mampu mengembangkan kecerdasan lain diluar IQ . Tugas guru dan orang tua berpeluang untuk menghadiorkan kesempatan ini . Pandangan baru yang berkembang bahwa ada kecerdasan lain diluar IQ seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial , hubungan sosial , kematangan emosianal dan lain –lain harus dikembangkan juga .
Anak tuna grahita memiliki beberapa kecenderungan dalam hal emosi. Anak yang baru masuk sekolah umumnya menunjukan peri laku tertentu sebagai wujut interprestasi emosi. Ada yang amat senang, ada yang merasa cemas berlebiahan , ada yang sangat cuek, ada yang diam tanpamakna. Waktu yang dibutuhkan anak tuna grahita untuk mengalami proses perubahan amat bervariasi , tergantung suasana sekolah , guru kenyamanan belajar, perlakuan teman sebaya ,dll. Hal-hal yang perlu diamati guru :
1. Bagaimana pengendalian dirinya ?
2. Bagaimana semangat dirinya pada saat sekolah ?
3. Bagaimana ketekunan belajarnya ?
4. Bagaimana cara memotivasi diri sendiri ?
5. Bagaimana cara dirinya bertahan menghadapi prestasi ?
6. Bagaimana kesanggupan dirinya untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi ?
7. Bagaimana mengendalikan kesenangannya ?
8. Bagaimana mengatur suasana hatinya ?
9. Bagaimana menjaga beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikirnya ?
10. Bagaimana cara dirinya membaca perasaan terdalam orong lain (empati) ?
11. Bagaimana dirinya berdoa ?
12. Bagaimana kemampuan menyelesaikan konflik ?
13. Bagainama kemampuan memimpinya ?
Perubahan-perubahan diharapkan mungkin berlangsung lama sepanjang anak tuna grahita bersekolah . Itulah tugas guru memberi ruang bagi anak tuna grahita untuk memiliki kecakapan dasar manusia seperti kesadaran diri , pengendalian diri , empati, seni mendegarkan , menjelesaikan pertentangan dan kerja sama.
Pelatihan menyatakan perasaan negatif menjadi amat penting . Pelampiasan tidak tepat justru menambah intensitas . Guru harus mampu mengembangkan kemampuan berpikir positif agar tidak menjadi beban semua fihak . Melatih perasaan anak dapat di sisipkan pada semua materi pelajaran akademik, sehingga juga diperkaya akan keberhasilan emosional anak.
Pada saat anak anak tuna grahita mengembangkan skill-nya membutuhkan ketekunan , semangat , pengendalian dorongan hati dan emosi , penundaan pemuasan demi sasaran. Anak Tuna Grahita kelas pemula ingin menyelesaikan tugas dengan terburu-buru, lamban sekali, kasar, tidak focus, mudah teralihkan dan sebagainya. Menilai ketekunan, semangat, pengendalian pendorongan hati, dan emosi serta penundaan pemuasan demi sasaran anak membutuhkan proses yang panjang karena suatu saat akan menjadi kunci kesuksesan hidupnya.
Daftar Pustaka
1. Judul : Pengertian Tuna Grahita
Alamat : http://laraasih.com/pendidikan/
Penulis : Lala
2. Judul : Ciri-ciri anak Tuna Grahita
Alamat : http://ww8.yowie.com/blog/entry.asp?id=93276888&eid=602755
Penulis : Yowie
3. Judul : Cara menghadapi anak Tuna Grahita
Alamat : http://www.plbjabar.com/old/?inc=artikel&id=39
Penulis : Administrator
4. Judul : Anak Tuna Grahita
Alamat : http:// images.google/images?hl=en&source=hp&q
Penulis : Tengakarta Wardpress.com & Vantheyologi
5. Judul : Anak tuna Grahita Idiot
Alamat : http://images.google.com/images?gbv=28hl=en&sa=18q
Penulis : fotokalipasi
6. Judul : Ciri-ciri Anak Tuna Grahita
Alamat : http://www,jevuska,com/search/pengertian+anak+mental+retarded
Penulis : Jevuska
7. Judul : Little space for you grahita and darsa
Alamat : http://littlespaceforyou,blogspot.com/2008/10/grahita=tuna and daksa,html
Penulis : -

1 komentar: